Sumberbiodata - Pria berdarah Madinah Arab Saudi ini telah berkeliling Indonesia demi menyebarkan kebaikan Islam. Penyampaian dakwahnya sangat jelas dan menyejukkan. Terlebih lagi ia merupakan seorang penghapal Alquran. Berkat ketulusannya berdakwah di tanah air, Syekh Ali Jaber telah menjadi warga Negara Indonesia. Namanya juga sudah masuk ke dalam deretan penceramah agama papan atas di Indonesia.
Profil Syekh Ali Saleh Muhammad Ali Jaber
Nama lengkap: Syekh Ali Saleh Muhammad Ali Jaber
Profesi: agamawan
Lahir: Madinah, 3 Februari 1976
Pria yang memiliki nama lengkap Syekh Ali Saleh Muhammad Ali Jaber ini terlahir di Madinah Februari 1976. Syekh Ali sendiri merupakan anak pertama dari 12 bersaudara dan sudah menikah dengan Umi Nadia, Wanita Indonesia yang berasal dari Lombok, NTB, dan sudah dikaruniai seorang anak yang bernama Hasan.
Pada saat Syekh Ali Jaber masih kecil, ia telah mendapat edukasi agama oleh ayahnya. Ayahnya Syekh Ali Jaber adalah seorang penceramah agama yang mengharapkan anaknya bisa menjadi seperti dirinya. Syekh Ali Jaber sejak masih kecil sudah belajar Alquran. Ia merasa memiliki beban dan tanggung jawab atas keinginan ayahnya. Apalagi Syekh Ali Jaber merupakan anak pertama yang diharapkan bisa meneruskan perjuangan ayahnya.
Oleh sebab itu, dalam perjalanan hidupnya, Syekh Ali Jaber sudah menyadari akan kebutuhan sendiri untuk bisa menghapal Alquran. Tidak usah heran lagi kalau usia anak-anak, 10 tahun, Syekh Ali Jaber sudah dapat menghapal 30 juz Alquran. Bahkan saat ia masih berusia 13 tahun, ia sudah diamanakan menjadi seorang imam masjid di salah satu masjid di Kota Madinah.
Syekh Ali Jaber sendiri mendapatkan pendidikan formal dari ibtidaiyah hingga aliyah di Madinah. Setelah lulus sekolah menengah, akhirnya ia melanjutkan pendidikan khusus ke pendalaman Alquran kepada tokoh dan ulama ternama yang berada di Madinah dan luar Madinah, Arab Saudi.
Di antaranya Syekh Muhammad Husein Al Qari’ (Ketua Ulama Qira’at di Pakistan), Syekh Said Adam (Ketua Pengurus Makam Rasulullah), Syeikh Khalilul Rahman (Ulama Alquran di Madinah dan Ahli Qiraat), Syekh Khalil Abdurahman (seorang ulama ahlul Quran di Kota Madinah), Syeikh Abdul Bari’as Subaity (Imam Masjid Nabawi dan Masjidil Haram), Syeikh Prof. Dr. Abdul Azis Al Qari’ (Ketua Majelis Ulama Percetakan Al-Qur’an Madinah dan Imam Masjid Quba), dan Syeikh Muhammad Ramadhan (Ketua Majelis Tahfidzul Qur’an di Masjid Nabawi).
Selama pendidikannya, dirinya juga rutin untuk mengajar dan berdakwah khususnya di tempat tinggalnya, yaitu di masjid tempat ayahnya mensyiarkan Islam dan Ilmu Alquran. Selama berada di Madinah ini, Syekh Ali Jaber juga aktif sebagai guru hapalan AlQur’an di Masjid Nabawi dan menjadi imam salat di salah satu masjid Kota Madinah.
Pada tahun 2008, lebih tepatnya pada saat ia berusia 32 tahun, Syekh Ali Jaber terbang ke Indonesia. Ia menuju ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), tempat asal istrinya tinggal. Saat berada disini ia menjadi guru tahfidz (hapalan) Quran, Imam salat, khatib di Masjid Agung Al- Muttaqin Cakranegara Lombok, NTB, Indonesia.
Kariernya berlanjut saat ia diminta untuk menjadi Imam salat tarawih di Masjid Sudan Kelapa, Menteng, Jakarta. Selain itu ia juga menjadi pembimbing ajaran tadarus Quran dan imam salat Ied di Masid Sunda kelapa, Menteng, Jakarta ini.
Kehadiran Syekh Ali Jaber ternyata sudah mendapat sambutan yang sangat baik oleh masyarakat Indonesia. Dakwahnya yang menyejukkan, penyampaiannya juga sangat rinci, dan berisi dengan ayat-ayat Alquran dan hadits. Pada akhirnya ia mulai sering dipanggil keliling Indonesia untuk syiar Islam.
Ketulusannya dalam berdakwah, Syekh Ali Jaber diberikan penghargaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pada tahun 2011, ia menjadi Warga Negara Republik Indonesia. Sejak saat itu ia sering mengisi acara Damai Indonesiaku di TvOne dan juga menjadi juri Hafizh Indonesia di RCTI.
Agar menyiarkan Islam lebih efektif dan melahirkan para penghapal Alquran yang ada di Indonesia, seperti ditulis dalam situsnya, ia mendirikan Yayasan Syekh Ali Jaber berkantor di Jatinegara, Jakarta dan Syekh Ali Jaber sendiri bertempat tinggal di Pondok Bambu, Jakarta Timur.
Karier Syekh Ali Jaber terus mengalir seperti air. Hingga sampai akhirnya ia mulai tampil di berbagai program televisi. Bahkan dirinya sempat menjadi aktor dalam film Surga Menanti, pada tahun 2016. Film yang mempunyai kisah tentang Dafa (Syakir Daulay) remaja yang bercita-cita menjadi seorang Hafizh Qur’an.
Popularitas Syekh Ali Jaber tidak kalah dengan penceramah ternama yang ada di Indonesia lainnya. Walaupun sudah terkenal melalui media, ia tetap berendah hati. Dirinya juga masih sering berkeliling menjadi khatib Jumat di masjid-masjid kecil di pelosok kota dan daerah.
Keluarga
- Istri : Umi Nadia
- Anak : Hasan
PENDIDIKAN
- Madrasah Ibtidaiyyah, Madinah, Lulus 1989
- Madrasah Tsanawiyyah, Madinah, Lulus 1992
- Madrasah Aliyyah, Madinah, Lulus 1995
- Mulazamah (melazimi) pelajaran-pelajaran Al Qur’an, Masjid Nabawi, Madinah, 1997
KARIER
- Penceramah dan Imam masjid di Madinah
- Guru Tahfidz Al-Qur’an di Islamic Centre, Masjid Agung Al- Muttaqin,Cakranegara Lombok
NTB
- Imam Besar dan Khatib di Masjid Agung Al- Muttaqin Cakranegara, Lombok NTB
- Imam Salat Tarawih, Imam Sholat Idul Fitri, Masjid Agung, Jakarta
- Pengajar di Pesantren Tahfidz Al- Qur’an Al- Asykar Puncak Jawa Barat
- Muballigh Majelis Taklim di Jakarta dan sekitarnya
- Menjadi Juri di acara Hafiz, RCTI
- Pengisi Acara Damai Indonesiaku,TvOne
0 Komentar