Virus COVID-19 yang saat ini terus saja meningkat semakin mengancam kesehatan kita bersama keluarga, ya Bunda. Penularan COVID-19 tidak hanya terjadi pada orang dewasa dan lansia saja, tetapi anak juga memiliki risiko penularan yang sama tingginya, lho.

Oleh karena itu, sebagai orang tua kita wajib untuk memberikan perhatian ekstra kepada mereka. Terlebih, anak-anak sering suka tidak sadar dengan kondisinya dan belum bisa menjelaskan tentang apa yang sedang mereka rasakan dengan akurat.

Baca Juga: Mengetahui Ciri-ciri dan Gejala Virus Covid-19 Varian Delta, Moms Harus Tahu

Salah satu cara yang paling bisa diperhatian sejauh ini yaitu upaya penggunaan masker pada anak. Tetapi hal tersebut sangat disayangkan karena sejauh ini masih ada kesalahpahaman yang mengatakan imunitas anak lebih kuat dibandingkan orang dewasa atau lansia sehingga tidak membutuhkan pelindungan yang satu ini.

"Anak-anak yang masih berusia di bawah 5 tahun memang tidak diwajibkan untuk menggunakan masker, tetapi bukan berarti mereka mempunyai ketahanan tubuh yang amat kuat atau kebal," ujar Dr. dr. Andani Eka Putra di webinar Melindungi Anak dari COVID-19 dalam rangka merayakan Hari Anak Nasional 2021, pada hari Sabtu (23/7/2021).

"Sering sekali terlihat saat keluarga liburan ke mal, orang tua dan kakak-kakaknya pakai masker, sedangkan anaknya yang masih kecil bahkan bayi justru tidak mengenakan masker. Kasihan sekali," kata pria yang juga menjabat sebagai Kepala Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas serta Tenaga Ahli Menteri Kesehatan RI.

Andani juga menjelaskan kalau penggunaan masker pada anak sebenarnya telah diatur oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) serta  UNICEF. Katanya, anak yang masih berusia di bawah 5 tahun tidak diwajibkan, lalu anak di atas 6 tahun memakai masker harus dalam pengawasan orang tua. Sedangkan anak di atas 12 tahun sudah diwajibkan menggunakan masker seperti orang dewasa.

"Anak yang masih berusia di bawah 5 tahun tidak diwajibkan. Lalu untuk anak yang berusia 6 tahun ke atas, itu juga masih perlu diawasi oleh orang tua mengenai akses situasi dan kondisi transmisi di daerah tempat tinggal."

"Sedangkan anak yang berusia lebih dari 12 tahun wajib menggunakan masker seperti layaknya orang dewasa," sambungnya.

Hal ini bukanlah tentang penggunaan masker, Bunda. Akan tetapi tentang pencegahan agar anak tidak tertular COVID-19 juga bisa dilakukan dengan menampilkan atau menunjukkan sikap yang tepat secara langsung selama masa pandemi. Di antaranya:

1. Memberikan contoh yang baik dengan cara mengajarkan anak untuk menaati protokol kesehatan demi keselamatan bersama.

2. Apabila tidak memiliki urusan penting sekali tidak perlu keluar rumah apalagi harus membawa si buah hati.

3. Memberikan peringatan kepada keluarga saat harus keluar rumah. Hal tersebut sangat penting agar saat pulang kerumah tidak membawa virus COVID-19 dan mengancam keluarga.

Tanda-Tanda Anak Positif COVID-19

Bunda harus tahu untuk selalu memperhatikan kondisi anak selama masa pandemi COVID-19. Apabila anak terkena dan terinfeksi, berikut ini adalah beberapa tanda-tanda yang perlu akan dialami:

  • Demam atau meriang
  • Batuk
  • Hidung tersumbat atau pilek
  • Kehilangan indra penciuman
  • Sakit tenggorokan
  • Sesak atau kesulitan bernapas
  • Sakit perut hingga
  • Diare
  • Mual dan muntah
  • Kelelahan
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot atau tubuh
  • Kehilangan selera makan terutama pada bayi berusia di bawah 1 tahun

"Jika hal tersebut terjadi pada anak, maka Bunda harus segera mencari perawatan dari fasilitas penanganan COVID-19," kata dr. Fresti Oktanindi, M.Sc, Sp.A, selaku dokter Spesialis Anak di RSUD Banyumas dalam kesempatan yang sama.


Anak yang terpapar COVID-19 juga mengalami hal yang mirip selayaknya orang dewasa, Bunda. Tidak hanya mirip dan tanpa gejala, hal tersebut juga beresiko menularkan pada orang lain.

Apabila anak terkena COVID-19 dan menularkan pada orang yang ada di dalam rumah, maka terjadilah kluster keluarga. Fenomena tersebut bukan berarti anak yang menjadi sumber utama penularan, karena bisa saja hal tersebut terjadi karena anggota keluarga yang sering keluar rumah, alias virus menempel dan dibawa pulang.

"Penularan COVID-19 yang terjadi pada anak tidak sama seperti orang dewasa. Terkadang ada juga anak yang terkena COVID-19 tanpa gejala dan tidak diketahui. Hal tersebut justru berisiko pada orang yang rentan seperti kakek dan nenek yang tinggal serumah," ujar dr Fresti.

"Anak bisa tertular dan menularkan pada atau dari orang dewasa. Hal tersebut yang nantinya menjadi pernularan kluster keluarga," sambungnya.

Sebagai informasi tambahan yang penting untuk diketahui, orang tua sangat perlu dan diharapkan sekali agar seketat mungkin menjaga kesehatan anaknya. Alasanya kalau tertular, pasien anak khususnya bayi dan balita akan membutuhkan banyak hal yang lebih rumit dibandingkan pasien dewasa pada umumnya. Apa saja? berikut ini diantaranya:

1. Fasilitas untuk orang tua atau pengasuh yang mendapingi anak yang masih bergantung penuh. Hal tersebut sangat penting untuk anak karena bisa membuatnya berada dalam rasa aman dan nyaman.

"Selama masa pendampingan ini, orang tua atau pengasuhnya artinya ikut isolasi bersama dengan anak. Tidak boleh keluar dan berbaur dengan orang lain terlebih dahulu," kata dr. Fresti.

2. Ibu harus tetap memberikan ASI, menyuapi makan, memandikan, dan mengurus anak selama sakit.

3. Stimulasi perkembangan fungsi otak anak.

4. Memenuhi spesifikasi alat kesehatan untuk anak seperti alat medis, obat, jarum, infus, ventilator, dan lain sebagainya.

Siapa yang boleh menjadi pendamping atau pengasuh saat anak terkena COVID-19?


Berikut ini adalah beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh orang tua atau pengasuh yang akan mendampingi anak yang terkena COVID-19:

1. Seseorang yang beresiko rendah terkena COVID-19. Tidak disarankan pada orang tua atau lansia serta yang memiliki komorbid.

2. Apabila memungkinkan, cukup satu orang saja.

3. Pendamping yang terkena COVID-19 selama bersama anak harus tetap menjalani karantina setelah anak diisolasi.

4. Setelah anak sudah berhasil negatif tetapi pendamping positif, si Kecil kemungkinan masih berada dalam masa inkubasi. Pada saat seperti itu, hindari menitipkan anak pada pengasuh yang berisiko tinggi tertular.